Sebetulnya Cuma iseng pengen aktif
di blogger lagi. Trus keinget xlo q sendiri masi punya stok pengalaman2 dulu
waktu jadi “buruh momong” di sebuah sekolah kejuruan swasta di sebuah kota
kecil.
Menjadi "buruh momong" memang menjadi pilihan
terakhir tatkala q memilih sebuah jurusan untuk melanjutkan pendidikan tingkat
tinggi di kota gudeg. Bimbingan Konseling itulan jurusan yang membawa q untuk
menjelajahi dunia remaja dengan segala permasalahannya.
Okey, kita mulai dari cerita
pertama. Semua kisah yang akan q tuliskan disini adalah kisah nyata. Tidak ada
yang direkayasa, karena semuanya pengalaman q sendiri.
Namanya EV. Usianya baru 16 tahun
(kira2) karena waktu itu dia masi kelas 1 SMK. Awalnya dia menjadi binaan q dan
rekan2 seprofesi karena ada laporan dari temannya xlo anak tersebut berangkat
sekolah tapi tidak sampai di sekolah. Hingga beberapa kali. Anak ini termasuk
lihai dalam bersilat lidah dan beralasan. Kalian takkan menyangka xlo gadis
berparas cantik, berkulit halus, bahkan hampir nyerempet parasnya artis sopia
latjuba, namun bedanya dia tdk tinggi, hanya sekitar 145 cm tingginya. Sebetulnya
dia anak dari keluarga baik2 dan ditanamkan agama sejak kecil. Lingkungan tempat
tinggalnya berada di area modern Islamic boarding school terkenal di kota ini. Ayahnya
juga bekerja disitu sebagai juru kebun.
Setelah melalui beberapa kali
konseling tatap muka, terkuaklah bahwa sang anak mempunyai kegiatan “ekstra”
diluar kegiatan sekolah. Dia mempunyai pacar. Wajar kan ya, xlo hanya sebatas
itu. Tpi diluar kewajaran jika aktifitas pacarannya sama dengan aktifitas suami
istri yang sudah sah.
Astaghfirullah, saya sebagai guru
muda, sampai saat itu saya tidak punya kepikiran tentang hal2 seperti itu, saya
sampai heran knp anak seusia dia sudah mengalaminya.
Bermula dari duduk berdampingan,
jalan berpegangan tangan di tempat sepi, cium kening, cium pipi, lanjut cium
leher akhirnya cium bibir. Dan awalnya EV diajak k rumah si pacar. Dirumahnya sepi
pagi itu karena orangtuanya bekerja. Si pacar anak tunggal, wajarlah xlo
keadaan rumah kosong saat pagi hari Apalagi
waktu itu mereka membolos.
EV mengunjungi si pacar di rumahnya
yang katanya sedang sakit. Awalnya hanya duduk di tempat tidur, lama kelamaan
tidur bareng. Ya, awalnya pun si EV katanya menolak tuk melakukan hubungan
badan, namun karena bujuk rayu sang pacar yang sangat lihai, akhirnya kejadian
itu terjadilah.
Pengakuan, hal itu tidak terjadi 1
atau 2 kali, tapi sudah menjadi kebutuhan pokok. Para remaja laki2 memang
pintar dalam strategi seperti ini, mereka memuali setahap demi setahap hingga
akhirnya sang wanitalah yang akan meminta untuk selanjutnya. Ketagihan, itulah
istilahnya.
Kami akhirnya mengundang orangtuanya
untuk dating kesekolah. Setelah kami menjelaskan duduk perkaranya, Si bapak EV
tidak terima anaknya dituduh seperti itu. Dia berdalih anaknya adalah anak yang
baik2. Karena dia sekolah dan mengaji di sore harinya. Namun sang ibu
menunjukkan kecurigaan, si ibu mengutarakannya kepada kami. Bahwa dia mendapati
anak gadisnya mengalami keputihan yang sangat bau, baunya sangat menyengat,
bahkan sang ibu sudah mencoba mengobatinya.
Setelah mediasi yang cukup lama,
pihak keluarga mau bekerja sama dengan sekolah karena sang anak masih mau
bersekolah. Akhirnya si EV menjadi murid binaan kami.
Namun kesepakatan ini tidak bertahan
lama, karena di kelas 2 hal tersebut terulang lagi dengan pacar yang sama
hingga hamil 4 bulan. Jalan keluarnya adalah si EV mengundurkan diri dan untuk
segera dinikahkan.
Cerita ini tidak berakhir disini. Karena
ternyata perilaku seperti ini bisa menyebabkan penularan masal. Bagaimana tidak,
ketika 1 anak bercerita nikmat dan indahnya berhubungan badan, teman2 yang
mendengarkannya akan menjadi penasaran dan meningkatkan nafsu seksual mereka. Akhirnya
hal tersebut terjadi juga pada teman-temannya.
Cerita selanjutnya menyusul ya…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar